Idealis Bukan Berarti Harus Menyendiri
Subj. Bagaimana Untuk
Membangun Relasi Yang tidak Mencederai Idealisme
From the desk of Amhar Maulana
Arifin.
Mungkin anda pernah mendengar
nasihat: janganlah terbawa arus, atau memaksakan diri untuk melawannya, tapi
bermainlah diatasnya. Inilah dasar dari judul yang akan kita bahas. Bagaimana
untuk membuat idealisme lebih berarti dengan membuat nyaman pemiliknya dan
orang-orang di yang disekitarnya.
Pada artikel-artikel sebelumnya
saya telah berkali-kali menyatakan bahwa idealisme itu penting dalam membangun
karir dan menggapai cita-cita hidup. Tapi permasalahannya, orang yang memiliki
idealisme dan keteguhan hati yang tinggi sering terasing dari lingkungan. Orang-orang
menganggapnya berbeda, sombong, kaku, tidak luwes, dan tanggapan-tanggapan
negatif lainnya. Akibat tanggapan tersebut, orang yang ‘idealis’ ini akhirnya merasa
terasing, merasa dijauhi, bahkan kadang sebagai timbal baliknya, ia malah memusuhi
orang-orang yang seharusnya tidak ia musuhi.
Sebenarnya, orang idealis dianggap
kaku, perfeksionis, dan tidak toleran hanya bagi mereka yang tidak sepemahaman
dengannya, justru di tempat lain orang ini menjadi model bagi teman kerjanya,
menjadi contoh dan idola orang-orang yang satu ideologi dengannya. Maka jika anda
adalah idealis, anda telah mendapatkan nilai 100 untuk keteguhan hati anda,
tinggal memoles sedikit lagi, menjadikannya lebih fleksibel agar orang-orang yang
tidak sepemahaman bisa dekat dengan anda, dan anda pun bisa dekat dengan
mereka. Dekat bukan berarti harus selalu bersama dalam setiap aktivitas, tapi
dekat disini memiliki hubungan baik dan saling mengenal. Orang-orang sekitar
bisa belajar dari anda, begitu juga anda bisa belajar dari mereka. Apalagi di
era networking seperti ini, relasi adalah aset yang sangat penting. hubungan
bukan lagi harus dengan orang yang memiliki mindset yang sama, ada suatu
keadaan ketika kita dihadapkan dengan orang yang memiliki pola pikir
berseberangan bahkan cenderung menganggap negatif apa yang kita lakukan. Maka inilah
tuntutan agar kita menghiasi idealisme dengan jiwa sosial yang tinggi.
Lawan dari idealisme adalah
pragmatisme. Mereka yang mampu menyeimbangkan keduanya lah yang dapat meraih kesuksesan
dan kebahagiaan. Anda bisa membaca lebih lanjut tentang kaitan idealisme dan
pragmatisme di artikel: kemauan untuk berbuat lebih
Berikut ini adalah langkah agar
anda menjadi seorang idealis sejati yang memiliki hubungan sosial yang baik:
1.
BANGUN IDEALISME TERLEBIH
DAHULU
Bagaimanapun, idealisme ini
sangat penting dan wajib dimiliki oleh mereka yang menginginkan kemenangan
dunia dan akhirat. Tanpa idealisme orang akan mudah terombang ambing, bayangkan
perahu yang terombang ambing di lautan yang kemungkinan kecil untuk mencapai
tujuan. Apalagi jika ombaknya salah, menghanyutkan perahu ke pusaran air yang
menenggelamkan. Begitu juga hidup di dunia yang kompleks ini, seringkali kita
terperangkap di lingkungan yang tidak baik. Makannya perlu membangun idealisme
yang baik. Untuk bisa mencapai tujuan perlu perahu yang kuat dan tahan banting.
Anda akan terus melaju walau seganas apapun badai menghadang.
Setelah anda memiliki perahu (idealisme)
yang kuat, baru anda mencoba untuk mengikuti arus. Kadang anda bisa saving
bahan bakar jika arus mengarah ke tujuan anda. Atau anda merasakan bagaikan
pelaut sejati yang bersahabat dengan ganasnya ombak lautan.
2.
JADIKAN HUBUNGAN YANG BAIK
SEBAGAI BAGIAN DARI IDEALISME ANDA
Manusia adalah makhluk sosial. Selain
saling membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidup, Kita juga bahu membahu membangun
untuk membangun dunia yang lebih baik. Oleh karena itu seorang idealis tidak
boleh mengesampingkan hubungan sosial. Jadikanlah hubungan sosial sebagai
bagian dari idealisme anda, bangun visi, misi, target, strategi, dan rencana
untuk membangun hubungan sosial yang baik. Dengan menambahkan hubungan sosial
dalam idealisme anda, maka anda akan memperoleh ketenangan dan kebahagiaan
karena telah memenuhi kebutuhan anda sebagai makhluk sosial.
3.
CARI TEMAN YANG SEPEMAHAMAN
Terdapat perbedaan yang sangat
jelas antara sahabat dan relasi. Teman adalah mereka yang dekat dengan kita,
bahkan bisa mempengaruhi karakter, gaya hidup, dan pola pikir kita. Sedangkan relasi
adalah mereka yang hanya kita ketahui sebagai kenalan. Teman sudah pasti relasi
sedangkan relasi belum tentu teman. Milikilah relasi dengan berbagai profesi,
latar belakang, dan pola pikir. sedangkan untuk masalah
pertemanan anda harus selektif. pilihlah teman yang memiliki pemahaman yang sama dengan anda, memiliki jiwa positif, dan membuat anda lebih berkembang.
Demikianlah cara agar menjadi idealis
yang berjiwa sosial tinggi. Bagaimanapun, berusahalah untuk selalu berpegang
teguh dengan idealisme anda. Karena orang yang memiliki idealisme tinggi adalah
mereka yang mampu merubah dunia. Disamping itu, janganlah menjauh dari
orang-orang yang memiliki pemahaman yang berbeda. Ingatlah bahwa fitrah kita
sebagai makhluk sosial. Apalagi di era sekarang ini, relasi adalah aset yang sangat
penting untuk meraih kesuksesan.
Respectfully,
Amhar
Respectfully,
Amhar