Hakikat dari Kehilangan Hal yang Spesial
From the Desk of Amhar Maulana Arifin
Subject: Esensi dari Kehilangan hal yang Penting
Salah satu hal yang kadang
menjadi beban dalam hidup adalah ketika kita kehilangan sesuatu. Kita biasa mengalami kehilangan dalam bentuk
yang beragam. Ada yang kehilangan benda berharga, orang terpenting, kehilangan
kesehatan, kehilangan harta, bahkan juga ada yang kehilangan harapan. Kehilangan
adalah ketika sesuatu yang spesial yang asalnya ada bersama kita menjadi tidak
ada atau berpindah menjadi tidak bersama kita. tapi ada juga kehilangan yang
justru membuat seseorang bahagia, seperti kehilangan penyakit, kehilangan berat
badan bagi orang yang ingin kurus, kehilangan musuh, dan kehilangan hal-hal
yang tidak diinginkan lainnya. Tapi pada artikel ini penulis akan membahas
mengenai kehilangan akan sesuatu yang spesial.
Kita membedakan kehilangan sesuatu
yang spesial dari yang mengakibatkan kesedihan yang mendalam juga kehilangan
yang ringan dan tidak menyebabkan kesedihan yang mendalam. Kehilangan yang
berat biasanya mengakibatkan seseorang meneteskan air mata seperti kehilangan
orang yang dicintai, dan hal yang paling spesial dalam hidup. Kehilangan yang
ringan adalah seperti kehilangan pulpen, buku, atau hal-hal yang lainnya yang
mungkin tidak terlalu spesial. Kehilangan juga ada yang diakibatkan oleh
kecerobohan kita seperti lupa menyimpan kunci, HP, dompet dll, juga ada kehilangan
yang terjadi bukan karena kesalahan kita seperti mobil yang dicuri, rumah yang
hancur terkena bencana, dan lain-lain. Bagaimanapun, kehilangan tetaplah kehilangan.
Setiap kehilangan dapat berpengaruh terhadap kita. Kehilangan adalah bagian
dari kita karena kehilangan adalah bagian dari dinamika kehidupan.
Pada dasarnya, ketika manusia
kehilangan sesuatu yang spesial ia akan mengalami kegelisahan, stress, atau
mungkin depresi. Hal ini adalah wajar karena merupakan fitrah manusia. Bahkan
Allah swt. pun berfirman bahwa manusia diciptakan dalam keadaan keadaan keluh
kesah. Tapi, jika manusia membiarkan dirinya terjerembab dari keluh kesah karena
kehilangan sesuatu, yang ada ia akan tenggelam dalam kesulitannya dan bisa
mengakibatkan kehilangan yang lebih berbahaya, yaitu kehilangan akal sehat.
jadi jika hati dibiarkan saja ketika kehilangan seseuatu, maka penulis ambil
contoh ketika ada seseorang yang kehilangan orang yang dicintai, lalu ia
kehilangan motivasi untuk hidup, setelah itu ia kehilangan harapan, ia
kehilangan hari-hari bahagia, ia kehilangan nafsu makannya, ia kehilangan
kesehatannya, bahkan jika jiwanya rusak ia bisa kehilangan nyawanya. Dari sini
kita bisa ambil kesimpulan jika menjadi budak sifat dasar manusia yang
penuh dengan keluh kesah, maka yang ada adalah kerugian yang akan menimpanya.
Lalu bagaimanakah kita memaknai
kehilangan? Apakah yang harus kita lakukan jika kita kehilangan sesuatu yang
penting dan spesial dalam hidup kita? tentunya memaknai kehilangan secara benar
adalah hal mutlak agar kita bisa selamat dari kehilangan hal penting lainnya.
Kehilangan Adalah Hukum Alam
Tidak ada yang kekal di dunia
ini. Pada dasarnya semua yang ada dimuka bumi ini adalah milik sang Pencipta,
dan pada akhirnya seluruh yang ada di muka bumi ini akan kembali kepada-Nya.
Penemuan sains akhir-akhir ini membuktikan bahwa sekuat apapun sebuah bangunan
modern yang paling kuat dan kokoh akan mengalami depresiasi bahkan akan kembali
menjadi tanah setelah jutaan tahun dibiarkan. Seluruh benda di langit maupun di
bumi memiliki dinamika yang akan mengalami titik akhir berupa kehancuran.
Bintang-bintang yang ada di langit memiliki usia yang suatu saat pasti meledak.
Apalagi jika sekedar dalam bentuk makhluk hidup, atau pun benda lainnya yang
mungkin tidak seberapa di sisi Allah. Semuanya akan kembali kepada titik akhir,
yaitu menghilang. Dengan demikian, kita tidak bisa ingin keluar dari hukum Alam
yang merupakan ketetapan sang Ilahi. Bahkan sehelai daun yang jatuh pun
semuanya sudah ada hukum yang mengaturnya. Yang bisa kita lakukan adalah
bagaimana kita menyikapinya dengan positif sehingga tidak terjadi penyimpangan
yang justru merugikan kita.
Jika tidak Ingin Kehilangan,
Hiduplah dalam Kekekalan
Dunia adalah fana, maka jika
ingin hidup di tempat yang tidak ada kehilangan di dalamnya, kita harus
berpindah ke alam lain. Ada satu alam yang mana kita tidak akan kehilangan
apapun, alam yang penuh kekekalan. Alam ketika kita menemukan segala sesuatu
tidak ada batasnya. Disana kita tidak akan kehilangan apa yang kita miliki,
segalanya unlimited atau tanpa batas. Seluruh umat manusia sudah pasti
akan tinggal di alam tersebut. hanya saja manusia akan dibedakan menjadi dua
golongan yang kontras. Ada yang mendapatkan kebahagiaan yang unlimited,
ada juga yang menerima kesulitan yang unlimited. Tentunya semuanya
tergantung atas apa yang telah dilakukan oleh manusia di alam fana.
Penulis menganjurkan untuk hidup
dalam kekekalan bukan berarti memotivasi untuk mengambil jalan pintas agar
segera hidup dalam kekekalan tersebut. Jalan pintas disini maksudnya memaksa
nyawa untuk keluar dari jasad agar segera meninggalkan bumi. justru hal ini
adalah kerugian yang sangat fatal bagi pelakunya. Memang ia akan hidup dalam
kekekalan, tapi ia hidup dalam penderitaan yang selama-lamanya di alam akhirat.
Ia tidak bisa menikmati kebahagiaan yang kekal. Sekarang banyak orang mengalami
kehilangan sesuatu yang penting memilih untuk mengakhiri hidupnya demi meraih
kekekalan. Padahal bukanlah kekekalan yang penuh kebahagiaan yang diperoleh,
tapi kekekalan yang penuh dengan penderitaan.
Duka Adalah Penyedia Ruang
Kebahagiaan
Kesedihan mempersiapkan Anda
untuk berbahagia. Kesedihan membuang segala sesuatu yang memenuhi hati yang
mengakibatkan kebahagiaan enggan untuk masuk. Ketika tersedia ruang untuk
kebahagiaan, maka kebahagiaan akan mudah masuk ke hati anda. Kesedihan bagaikan
membiarkan udara kotor keluar dari rumah dan membiarkan udara segar masuk. Maka
apapun bentuk kesedihan yang bersemayam dalam hati Anda, yakinlah bahwa itu
merupakan pembersih hati dari hal-hal yang mengakibatkan kebahagiaan sulit
untuk masuk.
Keikhlasan dan Memaafkan adalah
Kunci
Jika kita ikhlas akan sesuatu
yang menghilang dari kita dan memaafkan hal yang mengakibatkan kita kehilangan
sesuatu, maka kita akan mudah untuk move on dan kembali membangun harapan dan
tujuan hidup. Ingatlah bahwa kita hanya menghadapi hari ini satu kali, dan kita
tidak boleh mengorbankan diri untuk kehilangan banyak hal hanya karena
kehilangan satu hal. Walaupun satu hal yang menghilang itu adalah hal besar. Bagaimanapun,
ikhlas dan memaafkan memiliki kekuatan yang membuat hati kita lebih luas. Belajar
duduk dalam duka, dan maafkanlah keadaan atau sesuatu yang mengakibatkan anda
kehilangan. Dengan memaafkan dan ikhlas, anda akan dibebaskan dari rasa sakit
hati, menyesal, stress, dan penyakit hati lainnya sehingga kedamaian,
kebahagiaan, dan cinta akan mudah masuk ke dalam hati anda.
Letakkan di Tangan, Bukan di
Hati
Harta dan benda spesial lainnnya letaknya
di tangan, karena itu semua adalah titipan Ilahi. Ketika meletakkannya di
tangan, kita akan mudah kehilangannya dan akan mudah memperolehnya kembali. Tapi
untuk orang yang spesial, letakkanlah di hati, tapi ingat jangan disimpan
di hati yang terdalam, karena ruang itu adalah milik sesuatu yang kekal, yaitu
Allah swt. dengan demikian, ketika kehilangan sesuatu yang spesial dari hati
kita, maka kita akan lebih merasa nyaman karena memiliki sesuatu yang selalu mengisi
hati kita, sesuatu yang kekal dan kita tidak akan pernah kehilangannya.
Demikian beberapa hakikat dari
kehilangan sesuatu yang spesial bagi kita. janganlah bersusah hati, karena
apapun yang menghilang dari kita akan datang dalam bentuk yang lainnya terhadap
diri kita. Allah swt. menciptakan kesulitan dan kemudahan secara seimbang. Yakinlah
Allah akan menggantikan apa yang telah menghilang dari kita dengan sesuatu yang
baru. Tapi bersiaplah karena sesuatu yang baru kita peroleh pun akan menghilang
dari kita. Segala yang ada di muka bumi ini fana, bersiaplah untuk
kehilangan semuanya, dan bersiaplah untuk memperoleh sesuatu yang baru baik di
dunia maupun di akhirat.